Dunia-Hijau. Rapat
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku
bunga acuan (BI rate) di level 6,75%, dengan melihat kondisi perekonomian dunia
yang terus membaik.
“Rapat
Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan BI rate (suku bunga acuan) di level
6,75%, yang dipandang masih sesuai dalam menjaga kegiatan perekonomian,” tukas
Gubernur BI Darmin Nasution, dalam Konferensi Pers Hasil RDG Triwulan II 2011
di Gedung BI, Jakarta, Selasa, 12 Juni 2011.
Angka
BI rate tersebut, lajutnya, dinilai sesuai dengan perekonomian Indonesia,
karena masih terjaganya stabilitas perekonomian dan masih derasnya aliran masuk
modal asing (capital inflow).
“Kita
masih menjaga tekanan stabilitas perekonomian khususnya dari harga komoditas
global yang masih tinggi,” imbuhnya.
Ia
menjelaskan, sampai semester satu berakhir, Neraca Perdagangan Indonesia masih
surplus akibat masih derasnya capital inflow dan Penanaman Modal Asing (PMA),
pun neraca berjalan yang masih surplus meski ada penurunan.
“Nah,
ini ada kaitannya dengan impor domestik yang semakin besar, terutama minyak dan
gas. Inflow masih terus berlanjut seiring dengan ekonomi domestik yang masih
positif,” tandasnya.
Sampai
akhir 2011, BI optimis tekanan inflasi dapat dijaga sesuai target pemerintah di
kisaran 5% plus minus 1%, dengan catatan tidak ada kebijakan pemerintah untuk
menaikkan harga (administered prices) dan terjaganya pasokan bahan makanan.
“Ke
depan inflasi akan tetap terkendali, dan akan lebih rendah bila tidak ada
kebijakan pemerintah terkait energi, dan stabilnya pasokan bahan pangan,”
pungkas Darmin.
No comments:
Post a Comment