Dunia-Hijau. Sekolah-sekolah
di Inggris memiliki beberapa sistem atau metode pembelajaran yang cukup unik
bagi para siswanya. Metode yang dilakukan di berbagai sekolah di Inggris ini
memiliki manfaat dan pengaruh yang luar biasa terhadap kebiasaan hidup dan
perkembangan pola pikir para siswanya.
Metode
unik yang diajarkan di sekolah-sekolah Inggris antara lain:
1. Belajar
‘menyayangi’ alam dengan cara menanam sayur dan buah-buahan
Sebanyak
20 sekolah dasar dan menengah di London, Inggris diajarkan bagaimana cara menyayangi
alam, yaitu dengan cara menanam sendiri sayuran dan buah-buahan, serta
mengambil hasil panennya untuk selanjutnya menjual di pasar Waitrose, Inggris.
Selain itu para siswa juga diajarkan untuk menjual telor dan selai. Ini
merupakan hal yang membanggakan, karena hasil panen tersebut berasal dari
sekolah mereka sendiri.
Menjual
produk hasil garapan siswa di ‘ladang’ sekolah merupakan proyek badan amal
‘School Food Matters’. Barang-barang yang dijual di pasar tersebut merupakan
hasil bumi yang bisa dimakan antara lain seperti bawang bombay, wortel, dan
lobak. Para siswa di sana sangat aktif menawarkan produk sayuran dan
buah-buahan hasil panen mereka. Hasil penjualan akan dimiliki oleh sekolah
tersebut. Sebagai proyek percontohan di beberapa sekolah di wilayah Kingston,
Upon, dan Thames telah berhasil mendapatkan 220 poundsterling atau setara
dengan Rp.3 juta lebih (Rp13.775 per poundsterling). Selain menjual hasil panen
mereka, sekolah ini juga membuat buku panduan agar sekolah lainnya melakukan
hal yang sama menanam buah dan sayuran di halaman sekolah mereka.
Program
menanam hasil bumi ini bermula dari pengalaman dari sang pendiri sekolah,
Stephanie Wood. Wood merasa sangat prihatin akan pengetahuan anak masa kini
mengenai sayuran, yaitu saat ia mendengar keluhan dari seorang guru di mana
siswanya tidak mampu mengidentifikasi bentuk bawang.
Dikutip
dari Guardian, Wood juga menghendaki agar sekolah mengambil bagian dalam
menunjukkan komitmen nyata untuk membantu anak agar memahami dari mana makanan
berasal, dan menghubungkan program ini sebagai bagian dari pelajaran ilmu alam,
geografi, seni dan kewarganegaraan. Bahkan ada beberapa sekolah yang menanam
pohon dan didistribusikan ke kantin sekolah mereka.
Direktur
‘Food for Life Partnership’, Emma Noble memuji apa yang dilakukan Wood ini
merupakan suatu ide yang brilian. Anak-anak diajarkan bagaimana menanam sayuran
mereka sendiri dan belajar tentang perusahaan dan harga makanan. Kesimpulan dan
evaluasi atas metode pembelajaran tersebut didapat bahwa menghubungkan anak
dengan makanan melalui kurikulum sekolah akan mengajarkan dan melatih siswa dan
orangtua agar makan buah dan sayuran lebih banyak.
2. Pelajaran
memasak dan menyiapkan makanan
Mulai
tahun 2011 ini, topik menyiapkan makanan menjadi salah satu mata pelajaran yang
diwajibkan bagi semua murid mulai dari usia 11 tahun hingga 14 tahun di
sekolah-sekolah di Inggris. Menurut salah seorang juru bicara dari Departemen
Pendidikan, sekolah murid tingkat dasar telah mempelajari kandungan gizi
makanan dan ketrampilan menyiapkan makanan. Hal ini dilatarbelakangi adanya
keprihatinan mengingat kian hari jumlah anak yang belajar ketrampilan
menyiapkan makanan rumah terus-menerus menunjukkan penurunan. Para ilmuwan
menyesali hal itu, makin banyak murid yang tumbuh tanpa memiliki ketrampilan
yang diperlukan untuk mengelola sebuah rumah tangga. Hal tersebut mulai
diterapkan dengan pelaksanaan program ‘Aid Infoservice’ untuk murid-murid
sekolah dasar dengan cara mengeluarkan “Surat Lisensi Kemampuan Gizi”.
Kurikulum
pelajaran ini terdiri dari 6 atau 7 sesi kelas yang masing-masing berdurasi 2
jam. Pelajaran ini memfokuskan pada pengalaman praktek, yaitu bagaimana
menggunakan bahan makanan serta peralatan dapur, tetapi tidak termasuk di
dalamnya praktek langsung memasak di dapur.
Dr.
Margareta Buening-Fesel, CEO dari Aid Infoservice mengatakan bahwa program ini
menjadi target mereka untuk menjadikan “Surat Lisensi Kemampuan akan Gizi”
(yang disponsori oleh Aid) dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan
pemeliharaan kesehatan harus menjadi bagian dari kurikulum di masing-masing
sekolah tersebut. Fesel mengharapkan seluruh konsep pendidikan harus
disesuaikan melalui kelas belajar dan gunanya adalah untuk membina kesehatan
menjadi lebik baik. Kegiatan ini akan terus diperluas, manfaatnya adalah
menawarkan makanan dan minuman untuk makan siang.
Sejak
awal September 2008 Pemerintah Inggris telah menetapkan beberapa strategi untuk
memajukan kualitas makanan sekolah dan semua siswa sekolah di Inggris bisa
memilih kelas-kelas memasak. Setidaknya dibutuhkan 800 orang guru yang terlatih
untuk menunjang program tersebut.
Tujuan
Pemerintah Inggris menerapkan kelas memasak di sekolah-sekolah adalah
mengurangi jumlah anak yang memiliki masalah kelebihan berat badan hingga pada
angka 2000 dan obesitas sampai tahun 2020 nanti. Untuk tercapainya tujuan ini,
pemerintah telah menginvestasikan 500 juta euro (atau sekitar 735 juta Dollar).
3. Pelajaran
‘Kebahagiaan dan Kemakmuran’
Sekolah
Umum Tinggi Wellington yang terkenal sejak tahun 2006 telah meluncurkan sebuah
pelajaran mingguan mengenai kebahagian dan kemakmuran kepada para siswanya yang
berusia antara 14 sampai 16 tahun. Pelajaran ini pertama kalinya diperkenalkan
oleh seorang spesialis ilmu kebahagian dunia, Dr. Nick Baylis dari Universitas
Cambridge yang bekerja sama dengan sekolah tinggi Wellington. Anthony Seldon,
Kepala Sekolah tersebut percaya bahwa pelajaran kebahagiaan akan meningkatkan
kemampuan sekolah untuk menghasilkan anak-anak muda yang bahagia dan stabil
dengan cepat.
No comments:
Post a Comment