Dunia-Hijau. Mereka yang tergila-gila pada coklat sehingga
tak mau melewatkan satu haripun untuk tak menikmati sepotong coklat, atau
menikmati es krim dengan butiran-butiran coklat di dalamnya, atau pun secangkir
coklat hangat termasuk sangat beruntung. Ternyata 'kegilaan' itu membawa begitu
banyak hal-hal manis bagi tubuh mereka, semanis dan selegit coklat yang mereka
santap.
Sebuah
studi yang dilakukan Univeritas Johns Hopkins, Amerika pada pencinta atau
penggila coklat dalam penelitian berkaitan dengan penyakit jantung dan aspirin,
memberikan hasil yang mengejutkan dengan pertanyaan 'mengapa dengan sedikit
asupan coklat setiap hari risiko serangan jantung bisa turun'.
Jawabannya
adalah coklat. Ya, makanan dewa ini memiliki sifat serupa dengan aspirin,
karena memiliki dampak yang membuat keping darah (platelet) butuh waktu lebih
lama untuk mengalami penggumpalan yang bisa menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah sehingga menimbulkan serangan jantung, seperti yang dijelaskan
Diane Becker dan rekan-rekannya dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns
Hopkins, seperti dilansir dari Reutrs, Kamis (16/11/06).
"Hasil
yang ditunjukkan oleh kelompok pencinta coklat adalah senyawa kimia dalam biji
coklat memiliki efek yang sebanding dengan aspirin yang diketahui bisa
mengurangi daya keping darah untuk menggumpal yang akan menyebabkan kondisi
fatal apabila terjadi penyumbatan dan menghentikan atau memperlambat aliran
darah yang dapat menyebabkan serangan jantung," tambah Becker.
Sebanyak
139 orang penggila coklat ikut serta dalam penelitian yang melibatkan 1.200
orang dengan catatan medis keluarga mereka yang mengidap penyakit jantung.
Penelitian ini mempelajari dampak aspirin terhadap keping darah.
Sebelum
memperoleh aspirin mereka diminta mematuhi aturan secara ketat seperti berolah
raga secara teratur, tak merokok, dan menghindari minuman berkafein,
beralkohol, jus anggur dan minum atau makan makanan yang terbuat dari coklat.
Coklat
dan beberapa jenis makanan yang terbuat dari bahan yang ditemukan oleh suku
Maya asli Indian di Amerika Latin bagian tengah itu terbukti memiliki dampak
terhadap keping darah sama halnya dengan aspirin yang bisa memperlambat proses
pengumpalan keping darah dan menyebabkan penyumbatan dalam pembuluh darah yang
akhirnya memicu serangan jantung.
"Kita
tahu sebagian dari kelompok penggila coklat pasti akan melanggar aturan yang
satu itu, karena beberapa di antara mereka mengatakan kepada kami, "Saya
bersedia melakukan apa saja tapi tak mungkin berpisah dari coklat, sebagian
lain di antara mereka mengatakan "Ya saya akan berbuat sebaik
mungkin".
Para
dokter yang melakukan penelitian tersebut mengatakan "Baiklah berusahalah
sebaik mungkin tapi yang penting adalah jangan makan coklat selama 24 hingga 48
jam sebelum Anda ikut tes uji dalam penelitian."
Beberapa
orang terbukti gagal untuk melewati tes karena tak bisa mengendalikan diri dan
mematuhi aturan.
"Tak
ada seorangpun yang menikmati coklat masih dalam bentuk butir atau bubuk, kalau
mereka para penggila coklat ingin menikmatinya maka pasti mereka memilih dalam
bentuk kue bertabur coklat, atau es krim coklat dengan potongan-potongan coklat
didalamnya," kata Becker .
Becker
tidak melibatkan sejumlah penggila coklat yang jelas melanggar aturan pertama yaitu
pantangan dalam penelitian dampak aspirin terhadap keping darah namun ia dan
teman-temannya tetap meneliti darah para penggila coklat.
Para
dokter yang meneliti mempelajari sampel keping darah dari kedua kelompok
melalui mekanisme system peredaran darah yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampel keping
darah yang dimasukkan kedalam tabung plastik tipis menjadi menggumpal.
Keping
darah kelompok penggila coklat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menggumpal dibandingkan dengan keping darah diluar kelompok itu, Becker
menceritakan hasil temuannya di depan pertemuan ahli jantung di Chicago.
Dari
hasil tes urine para penggila coklat memiliki tingkat thromboxane (hasil
buangan keping darah) lebih rendah.
"Apakah
hal itu bermanfaat bagi kondisi jantung? Ya, tapi hal itu tak lebih dari dampak
satu butir aspirin sehari," jelas
Meski
sangat yakin coklat bermanfaat bagi kondisi jantung, meski hal itu tak lebih
dari dampak satu butir aspirin sehari, namun Becker dan tim tetap ingin
mempelajari dan meneliti lebih lanjut dampak dari kebiasaan mengkonsumsi coklat
dalam sekelompok masyarakat bebas.
Becker
dan rekan akan mencatat berapa banyak jumlah coklat yang kelompok itu makan dan
kemudian akan memantau dalam beberapa tahun untuk melihat apakah para penggila
coklat memiliki tingkat catatan serangan jantung, stroke dan operasi jantung
yang berbeda dengan kelompok non-penggila coklat.
Studi
lainnya mengatakan bahwa coklat hitam yang rasanya manis agak pahit memiliki
manfaat lebih besar bagi kesehatan jantung dibandingkan dengan coklat yang
memiliki kadar gula dan lemak yang tinggi.
No comments:
Post a Comment